Kelompok 4
MEMAHAMI KONSEP
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN MANUSIA
Mata Kuliah : Psikologi Belajar PAI
Dosen : Eka Suci Indriasari, M.Pd.I
Kelas PAI G
Disusun Oleh :
Nawang Suryaningsih 1511010321
Rosmasari 1511010355
Shela Rekkapuri 1511010364

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah
ini tentang Memahami Konsep Heriditas dan Lingkungan, Serta Pengaruhnya
Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Yang Alhamdulillah dapat di
selesaikan tepat pada waktunya .
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah
ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Bandar lampung, 03 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hereditas Dan Lingkungan............................................................ 2
B.Pengaruh
Hereditas dan Lingkungan Terhadap Pertumbuhan.......................... 6
C.
Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan....................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………...…………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masing-masing individu lahir kedunia dengan suatu
hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui
pewarisan/pemindahan dari cairan-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya. Di samping
itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan
fisik, psikologis maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan
yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hederitas dan lingkunga. Agar kita
mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendaknya
mengetahui hakikat dan peranan masing-masing (hereditas dan lingkungan).
lingkungan menurut psikologi ialah segala sesuatu yang
ada di dalam atau di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap,
tingkah laku atau perkembangannya. Lingkungan itu wujudnya dapat berupa
benda - benda atau objek-objek alam, orang-orang dan karyanya serta berupa
fakta-fakta objektif yang terdapat dalam diri individu, seperti
kondisi organ, perubahan -perubahan organ dan lain-lain
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian hederitas dan lingkungan
2.
Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan
3.
Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hereditas dan Lingkungan
Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau
pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat
atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam
bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh.
Orang sering
mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam
sekitar diluar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segalah
materil dan stimuli didalam dan diluar individu, baik yang bersifat
fisiologis,psikologis, maupun sosial kultural.[1]
1. Pengertian hereditas
Setiap individu yang lahir ke dunia
dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak
lahir “specific genen. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal
dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir
membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau
kakek-nenek.
Masing masing induvidu
mulai hidup dengan satu sel di dalam indung telur yang telah di buahi
oleh sperma. Sel ini terbagi menjadi dua, dan masing-masing terbagi lagi
menjadi dua, dan masing-masing sel tersebut terbagi lagi menjadi dua-dua dan
seterusnya sehingga terbentuklah organ.
Semua sel dalam badan
memiliki hereditas identik sebagai akibat dari adanya proses individuasi dan
diferensiasi, setiap sel terdeferensiasi, sebagian menjadi sel-sel mata, sebagian
menjadi telinga,sebagian menjadi kulit, sebagian menjadi daging, sebagian
menjadi otot, tulang dan sebagainya. Pembentukan atau deferensiasi ini sangat
tergantung kepada sifat dan interaksi lingkungan seluler.
Menurut Witherington, proses faktor keturunan ini
bekerja melalui prinsip-prinsip sabagai berikut :
a. Prinsip stabilitas
Hereditas itu berproses dengan perantara sel-sel
benih, dan tidak melalui sel-sel somatic atau sel-sel badan. Artinya bahwa
ciri-ciri yang dipelajari atau diperoleh oleh orang tua , tidak akan
ditentukan kapada anak.
b. Prinsip konformitas
Proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis
(spesies) generasi sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat
manusia kepada anaknya.
c. Prinsip variasi
Karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat
banyak, maka kombinasi gen-gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan
yang banyak pula. Dengan demikian, untuk setiap proses penurunan sifat akan
terjadi penurunan yang beraneka (bervariasi) antara kakak dan adik mungkin akan
berlainan sifatnya.
d. Prinsip regresifilial
Penurunan sifat cenderung kearah rata-rata. Artinya,
bahwa anak orang tua yang sangat cerdas biasanya
condong untuk menjadi anak yang kurang cerdas dari pada orang
yang tuanya, dan sebaliknya.
Hereditas yang terjadi pada manusia
adalah adanya warisan specific genes yang berasal dari orang tua. Genes
terhimpun atas beberapa kromosom (colored bodies) yang berasal dari ayah
dan ibu mereka. Dari dua anggota yaitu ayah dan ibu terdapat kromosom yang di
dalamnya ada sejumlah genes yang membawa sifat tertentu dan kemudian
menyatu membentuk senyawa yang memiliki sifat-sifat tertentu pula.
Setiap sel dalam tubuh memiliki
herditas identik sebagai akibat dari adanya proses individu dan differensiasi.
Hereditas juga merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan indvidu.
Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang
bentuknya sangat kecil, garis tengahnya lebih kurang 1/200 inci (1/80 cm). sel
ini merupakan perpaduan antara sel telur dengan sel sperma. Di dalam rahim, sel
benih yang telah dibuahi terus bertambah besar dengan jalan pembelahan sel
menjadi organism yang bersel dua, empat, delapan, dst. Hingga setelah kurang
lebih 9 bulan menjadi organisme yang sempurna.
Semua itu karena adanya proses
individuasi dan diferensiasi yang sangat identik dengan hereditas. Diferensiasi
berupa pembetukan organ yang secara fisik terdapat pada diri manusia
sebenarnya. Dan pembentukan diferensiasinya sangat tergantung kepada sifat dan
interkasi lingkungan sekuler yang sering disebut dengan differential
gradients (kekuatan-kekuatan pengarah organisme). Setelah itu mulailah
pembentukan fungsi benih yang nantinya akan membedakan antara laki-laki dan
perempuan proses ini disebut dengan meiosis. Dalam prosesnya akan ada
pembentukan sperma dan indung telur dalam tubuh calon manusia yang akan lahir
di dunia.
Oleh karenanya jika manusia yang berlainan
jenis ini melakukan perkawinan maka akan terjadi proses genetis seperti
penjelasan diatas. Proses terjadi karena adanya pertemuan antara
kromosom-kromoson dari dua jenis yang berbeda. Kromosom yang bertemu ada 24
kromosom dan bercampurlah kromosom-kromosom itu. Akibat dari bertemunya
kromosom itu maka akan terbentuk sifat genes yang dibawa dari dua
manusia berlainan jenis dan terbentuklah sifat genes yang baru terhadap
individu baru.
Dapat diketahui bahwa perkembangan
hasil-hasil kebudayaan yang di peroleh dalam suatu generasi tidak dapat
di turunkan ke generasi berikutnya secara biologis karena antara sel-sel benih
dengan sel-sel somatis nampaknya ada semacam status quo. Sehingga
perubahan-perubahan yang terjadi pada sel-sel somatis tidak mempengaruhi
keadaan sel-sel benih.
2. Pengertian lingkungan
Pengertian lingkungan menurut
psikologi ialah segala sesuatu yang ada di dalam atau di luar individu
yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku atau perkembangannya.
Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda - benda atau objek-objek alam,
orang-orang dan karyanya serta berupa fakta-fakta objektif yang
terdapat dalam diri individu, seperti kondisi organ, perubahan
-perubahan organ dan lain-lain.
Orang sering
mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di
luar diri manusia atau individu. Lingkunan ini sebenarnya mencakup segala
materil dan stimuli di dalam dan di luat diri individu, baik yang bersifat
fisiologis, psikologis maupun social cultural. Dengan demikian ,
lingkungan dapat di artikan secara fisiologis, secara psikologis dan
secara cultural.
Secara fisiologis
lingkungan meliputi secara kondisi dan materis jasmaniah di dalam tubuh
seperti gizi,vitamin, air, zat asam, suhu, sistim saraf, perearan darah,
pernafasan, percernaan kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis,
lingkungan mencakup segenap stimulasi yang di terima oleh induvidu mulai sejak
dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa:
sifat-sifat “genes”, interaksi “genes” selera, keinginan,
persaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan emosi, dan kapasitas
intelektual.
Secara sosio-kultural,
lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam
hubungannya dengan perlakuan ataupun karya oaring lain pola hidup keluarga,
pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan,belajar, pendidikan pengajaran
bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk dan lingkungan ini. [2]
a.
Keluarga
Keluaga, di mana akan di asuh dan di besarkan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta
tingkat kemampuan orang tua besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani
anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap
perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
Anak yang di besarkan d
lam lingkungan keluarga berada umumnya akan menghasilkan anak yang sehat dan
cepat pertumbuhan badannya di banding dengan anak dari keluarga berpendidikan
akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.
b.
Sekolah
sekolah merupakan satu
faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk
kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan ketinggalan dalam berbagai
hal.
Sekolah sangat berperan
dalam dalam meningkatkan pola piker anak, karna di sekolah mereka dapat belajar
bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis
sekolahnya turut menentukan pola piker serta kepribadian anak.
c.
Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak mereka juga termasuk
teman-teman anak tetapi di luar sekolah. Di samping itu, kondisi orang di desa
atau di kota tempat ia tinggal juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya.
Anak-anak yang di besarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan ank desa.
Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila di bandingkan dengan
anak desa yang bersikap statis dan lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan
pendapatnya, ramah dan luwes sikapnya dalam pergaulan sehari-hari. Sementara
anak desa umumnya kurang berani mengeluarkan pendapat, agak penakut,
pemalu dan kaku dalam pergaulan.
B. Pengaruh Hereditas Dan Lingkungan Terhadap
Pertumbuhan
1. Penemuan Dari
Abbot Gregor Mandel (1867)
Setiap hasil pengamatan oleh Mendel
dianalisis dengan menghasilkan kesimpulan yang terkenal dengan sebutan “Hukum
Mendel”. Hukum Mendel ini dilaporkan dalam sebuah paper pada tahun 1865 yang
kemudian diterbitkan tahun 1866. Hukum Mendel terdiri atas tiga item,
masing-masing berbunyi sebagai berikut :
a. Sifat-sifat warisan/turunan dihasilkan oleh
apa yang disebut Mendel “elements” atau “factors” yang diteruskan
dengan tidak berubah dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.
b.
Dalam masing-masing individu, elemen-elemen
atau faktor-faktor itu berbentuk pasangan-pasangan, di mana dalam satu pasangan
dua elemennya mempunyai pengaruh yang berbeda, salah satu elemen mendominasi
elemen lainnya sehingga dapat dikatakan, bahwa elemen yang satu adalah “dominant”
dan elemen yang lain “recessive”.
c. Ketika benih-benih terbentuk di dalam
individu, para anggota masing-masing pasangan elemen memisahkan diri dari
pasangan-pasangan lainnya sehingga membentuk pasangan baru di mana satu dari
dua elemen yang berpasangan berasal dari masing-masing induk (orang tuanya),
dan ini diturunkan kepada keturunan/anak cucunya.
2. Penemuan T.H. Morgan (1907).
Setiap kromosom organisme mengandung
banyak gen. Dua gen atau lebih yang terdapat pada satu kromosom disebut tertaut
gen (gen linked). Peristiwa terbentuknya gen tertaut ini disebut tautan atau
pautan. Gen-gen yang tertaut tersebut rnempunyai dua sifat beda dan terletak
pada kromosom yang sama. Selain itu, gen-gen ini tidak dapat memisahkan diri secara
bebas, terutama pada gen-gen yang letaknya berdekatan, mereka cenderung memisah
secara bersama-sama.
Teori ini dikembangkan oleh Morgan
dan Sutton pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) yang disilangkan
dengan bunga merah pollen bulat (ppll). Hasil temuannya pada F1 adalah bunga
ungu pollen lonjong (PpLl). Adapun hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan
rasio fenotip : ungu : merah = 3.
3. Proses hereditas dalam pertumbuhan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas
adalah sebagai berikut:
a.
Sifat-sifat pribadi manusia pada
umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi “genes”
b.
Sel-sel benih dari masing-masing
orang tua( ayah dan ibu berisikan bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai
akibat dari adanya pembiakan sel-sel.
c. Sel-sel dari ayah dan dari ibu bertemu dan
beriteraksi menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi
“genes” pada anak keturunannya[3]
4. Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan
Tingkah laku manusia dapat dibedakan, terdiri atas empat macam:
a.
Insting (aktifitas yang hanya
menuruti kodrat dan tidak melalui belajar)
b.
Habits (kebiasaan yang dihasilkan
dari latihan atau aktivitas yang berulang ulang)
c.
Native behavior (tingkah laku
pembawaan, mengikuti mekanisme hereditas)
d. Aqcuired behavior (tingkah laku yang didapat
sebagai hasil belajar).
C. Pengaruh Hereditas Dan Lingkungan Terhadap
Perkembangan
a. Pewarisan Sifat
Genius
Pewarisan genius menurut Francis Galton adalah merupakan
pewarisan dari hereditas. Hal ini dia peroleh dari hasil penelitian yang
dilakukannya terhadap beberapa keluarga. Para psikolog pun akhirnya tidak
setuju, menurut mereka Galton lalai dalam melakukan penelitian. Psikolog itu
adalah A. de Candolle, dia berpendapat bahwa yang mempengaruhi adalah factor
lingkungan bukan hereditas. Hal ini didukung oleh Henry H.
Goddard (1912) yang telah membuktikan pendapat dari Candolle.
Anak yang
diadopsi cenderung mirip dengan orang tua biologis mereka dalam susunan
genetikanya. Lingkungan mereka, tentu dekat cocok dengan orang tua angkat
mereka. Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak yang skor IQ lebih tinggi
berkorelasi dengan IQ biologis orang tua mereka. Disbanding dengan IQ orang tua
angkat yang mengadopsi mereka. Dengan kata lain,dalam sekelompok orang yang
menepatkan bayi mereka dengan IQ tinggi untuk diadopsi, memiliki keturunan yang
juga cenderung IQ tertinggi,meskipus dibesarkan oleh orang tua lain. Selain
itu, korelasi antara IQ anak yang diadopsi dan orang tua biologis mereka lebih
kuat,dan korelasi antara anak dan orang tua angkat menjadi lemah,sebagai
anak-anak tumbuh lebih tua, terutama selama masa remaja akhir (Bouchard dkk
1997).
Pertumbuhan mental adalah hal yang
perlu diteliti karena sangat mempengaruhi pada individu. Seorang ilmuwan yang
sudah melakukan penelitian yaitu Winthrop N. Kellogg. Dia melakukan penelitian
terhadap anak yang berusia 10 bulan dan anak simpanse yang berumur 7,5 bulan.
Setelah melakukan penelitian yang cukup lama, Kellog telah menemukan
jawabannya. Perkembangan mental simpanse dengan manusia ternyata lebih cepat
pada masa itu. Lalu dalam perkembangan selanjutnya simpanse mengalami penurunan
berganti yang anak manusia lebih cepat berkembang. Hal ini membuktikan bahwa
adanya pengaruh hereditas terhadap perkembangan individu dalam setiap
kehidupannya.
b. Penelitihan
Tentang Pertumbuhan Anak Kembar
Ada dua macam anak kembar, masing-masing yaitu :
1.
Fratemal twins: yaitu saudara kembar yang tumbuh dari sel-sel telur yang berbeda.
Dan
dikatakan kembar dizigotik yang di pahami sebagai dua telur yang di buahi
terpisah.[4]
Penelitian
yang dilakukan terhadap anak kembar. Hal ini telah dilakukan oleh seorang
ilmuwan yang bernama Edward L. Thorndike. Dia melakukan penelitian terhadap
anak kembar sebanyak 50 pasang anak. Setelah diadakannya penelitian itu
ternyata dapat disimpulkan bahwa nilai yang didapat hampir sama. Tes juga
diberikan kepada anak yang tidak kembar juga, dan ternyata hasilnya lebih baik
yang ada dalam kembar. Hal ini membuktikan bahwa hereditas sangatlah
mempengaruhi pertumbuhan kemampuan si anak dalam pembelajarannya. Penelitian
ini juga dilakukan oleh Wingfield Holzinger dan Mc. Nemar hasilnya pun sama
dengan yang didapat oleh Edward.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hereditas yaitu Setiap
individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada
individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen. Bawaan/warisan
atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan
tidak dapat direkayasa. Pengertian
lingkungan menurut psikologi ialah segala sesuatu yang ada di dalam atau
di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku atau
perkembangannya.Pengaruh hereditas terhadap
pertumbuhan yaitu Insting, habist, native behavior,
acquired behavior. Lingkungan terhadap pertumbuhan anak kembar yaitu ada Fratemal
twins dan identical twins.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses
hereditas adalah Sifat-sifat
pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi “genes”. Sel-sel benih dari masing-masing orang tua( ayah dan
ibu berisikan bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya
pembiakan sel-sel. Sel-sel dari ayah dan dari ibu bertemu dan beriteraksi
menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi “genes”
pada anak keturunannya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. Purwanto Ngalin, MP. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet, XXVII. Bandung. 2010
Prof. Dr. Sudarwan Danim, Dr. H. Khairil. Psikologi Pendidikan. CV. Alfabeta. Bandung. 2011.
Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar