Jumat, 04 Maret 2016

Konsep Hereditas Dan Lingkungan Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia

Edit Posted by with No comments
Kelompok  4
MEMAHAMI KONSEP HEREDITAS DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Mata Kuliah : Psikologi Belajar PAI
Dosen : Eka Suci Indriasari, M.Pd.I
Kelas PAI G
       Disusun Oleh :
Nawang Suryaningsih                         1511010321
Rosmasari                                            1511010355
Shela Rekkapuri                                  1511010364

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2015/2016


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tentang Memahami Konsep Heriditas dan Lingkungan, Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Yang Alhamdulillah dapat di selesaikan tepat pada waktunya .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
                                            





Bandar lampung, 03 Maret 2016

                                                            Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN           
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hereditas Dan Lingkungan............................................................ 2
B.Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Pertumbuhan.......................... 6
C. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap Perkembangan....................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………...…………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..11














BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Masing-masing individu lahir kedunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/pemindahan dari cairan-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya. Di samping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hederitas dan lingkunga. Agar kita mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendaknya mengetahui hakikat dan peranan masing-masing (hereditas dan lingkungan).
lingkungan menurut psikologi ialah segala sesuatu yang ada di dalam  atau di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku  atau perkembangannya. Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda - benda atau objek-objek alam, orang-orang dan karyanya serta berupa fakta-fakta  objektif yang terdapat  dalam diri individu, seperti kondisi  organ, perubahan -perubahan organ dan lain-lain


B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian hederitas dan lingkungan
2.      Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan
3.      Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan







BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Hereditas dan Lingkungan
Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh.
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segalah materil dan stimuli didalam dan diluar individu, baik yang bersifat fisiologis,psikologis, maupun sosial kultural.[1]

1. Pengertian hereditas
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek.
Masing masing induvidu mulai hidup dengan satu sel di dalam  indung telur yang telah di buahi oleh sperma. Sel ini terbagi menjadi dua, dan masing-masing terbagi lagi menjadi dua, dan masing-masing sel tersebut terbagi lagi menjadi dua-dua dan seterusnya sehingga terbentuklah organ.
Semua sel dalam badan memiliki hereditas identik sebagai akibat dari adanya proses individuasi dan diferensiasi, setiap sel terdeferensiasi, sebagian menjadi sel-sel mata, sebagian menjadi telinga,sebagian menjadi kulit, sebagian menjadi daging, sebagian menjadi otot, tulang dan sebagainya. Pembentukan atau deferensiasi ini sangat tergantung kepada sifat dan interaksi lingkungan seluler.
Menurut Witherington, proses faktor keturunan ini bekerja melalui prinsip-prinsip sabagai berikut :
a. Prinsip stabilitas
Hereditas itu berproses dengan perantara sel-sel benih, dan tidak melalui sel-sel somatic atau sel-sel badan. Artinya bahwa ciri-ciri yang dipelajari atau diperoleh oleh orang tua , tidak akan ditentukan  kapada anak.
b. Prinsip konformitas
Proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (spesies) generasi sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia kepada anaknya.
c. Prinsip variasi
Karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak, maka kombinasi gen-gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian, untuk setiap proses penurunan sifat akan terjadi penurunan yang beraneka (bervariasi) antara kakak dan adik mungkin akan berlainan sifatnya.

d. Prinsip regresifilial
Penurunan sifat cenderung kearah rata-rata. Artinya, bahwa anak  orang tua  yang sangat  cerdas biasanya  condong untuk menjadi anak yang kurang  cerdas  dari pada orang yang  tuanya, dan sebaliknya.
Hereditas yang terjadi pada manusia adalah adanya warisan specific genes yang berasal dari orang tua. Genes terhimpun atas beberapa kromosom (colored bodies) yang berasal dari ayah dan ibu mereka. Dari dua anggota yaitu ayah dan ibu terdapat kromosom yang di dalamnya ada sejumlah genes yang membawa sifat tertentu dan kemudian menyatu membentuk senyawa yang memiliki sifat-sifat tertentu pula.
Setiap sel dalam tubuh memiliki herditas identik sebagai akibat dari adanya proses individu dan differensiasi. Hereditas juga merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan indvidu. Setiap individu memulai kehidupannya sebagai organisme yang bersel tunggal yang bentuknya sangat kecil, garis tengahnya lebih kurang 1/200 inci (1/80 cm). sel ini merupakan perpaduan antara sel telur dengan sel sperma. Di dalam rahim, sel benih yang telah dibuahi terus bertambah besar dengan jalan pembelahan sel menjadi organism yang bersel dua, empat, delapan, dst. Hingga setelah kurang lebih 9 bulan menjadi organisme yang sempurna.
Semua itu karena adanya proses individuasi dan diferensiasi yang sangat identik dengan hereditas. Diferensiasi berupa pembetukan organ yang secara fisik terdapat pada diri manusia sebenarnya. Dan pembentukan diferensiasinya sangat tergantung kepada sifat dan interkasi lingkungan sekuler yang sering disebut dengan differential gradients (kekuatan-kekuatan pengarah organisme). Setelah itu mulailah pembentukan fungsi benih yang nantinya akan membedakan antara laki-laki dan perempuan proses ini disebut dengan meiosis. Dalam prosesnya akan ada pembentukan sperma dan indung telur dalam tubuh calon manusia yang akan lahir di dunia.
Oleh karenanya jika manusia yang berlainan jenis ini melakukan perkawinan maka akan terjadi proses genetis seperti penjelasan diatas. Proses terjadi karena adanya pertemuan antara kromosom-kromoson dari dua jenis yang berbeda. Kromosom yang bertemu ada 24 kromosom dan bercampurlah kromosom-kromosom itu. Akibat dari bertemunya kromosom itu maka akan terbentuk sifat genes yang dibawa dari dua manusia berlainan jenis dan terbentuklah sifat genes yang baru terhadap individu baru.
Dapat diketahui bahwa perkembangan hasil-hasil kebudayaan yang di peroleh  dalam suatu generasi tidak dapat di turunkan ke generasi berikutnya secara biologis karena antara sel-sel benih dengan sel-sel somatis nampaknya ada semacam status quo. Sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada sel-sel somatis tidak mempengaruhi keadaan sel-sel benih.

2. Pengertian lingkungan
Pengertian lingkungan menurut psikologi ialah segala sesuatu yang ada di dalam  atau di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku  atau perkembangannya. Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda - benda atau objek-objek alam, orang-orang dan karyanya serta berupa fakta-fakta  objektif yang terdapat  dalam diri individu, seperti kondisi  organ, perubahan -perubahan organ dan lain-lain.
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia atau individu. Lingkunan ini sebenarnya mencakup segala materil dan stimuli di dalam dan di luat diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun social cultural. Dengan demikian , lingkungan  dapat di artikan secara fisiologis, secara psikologis dan secara cultural.
Secara fisiologis lingkungan meliputi secara kondisi dan materis jasmaniah di dalam tubuh seperti  gizi,vitamin, air, zat asam, suhu, sistim saraf, perearan darah, pernafasan, percernaan kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang di terima oleh induvidu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya.  Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat “genes”, interaksi “genes” selera, keinginan, persaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan emosi, dan kapasitas intelektual.
Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya oaring lain pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan,belajar, pendidikan pengajaran bimbingan dan penyuluhan, adalah termasuk dan lingkungan ini. [2]

a.       Keluarga
Keluaga,  di mana akan di asuh dan di besarkan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan orang tua besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.

Anak yang di besarkan d lam lingkungan keluarga berada umumnya akan menghasilkan anak yang sehat dan cepat pertumbuhan badannya di banding dengan anak dari keluarga berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.

b.      Sekolah
sekolah merupakan satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan ketinggalan dalam berbagai hal.
Sekolah sangat berperan dalam dalam meningkatkan pola piker anak, karna di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola piker serta kepribadian anak.

c.       Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan  tempat tinggal anak mereka juga termasuk teman-teman anak tetapi di luar sekolah. Di samping itu, kondisi orang di desa atau di kota tempat ia tinggal juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya.
Anak-anak yang di besarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan ank desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila di bandingkan dengan anak desa yang bersikap statis dan lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan pendapatnya, ramah dan luwes sikapnya dalam pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa  umumnya kurang berani mengeluarkan pendapat, agak penakut, pemalu dan kaku dalam pergaulan.


B.     Pengaruh Hereditas Dan Lingkungan Terhadap Pertumbuhan
1. Penemuan Dari Abbot Gregor Mandel (1867)
Setiap hasil pengamatan oleh Mendel dianalisis dengan menghasilkan kesimpulan yang terkenal dengan sebutan “Hukum Mendel”. Hukum Mendel ini dilaporkan dalam sebuah paper pada tahun 1865 yang kemudian diterbitkan tahun 1866. Hukum Mendel terdiri atas tiga item, masing-masing berbunyi sebagai berikut :
a.        Sifat-sifat warisan/turunan dihasilkan oleh apa yang disebut Mendel “elements” atau “factors” yang diteruskan dengan tidak berubah dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.
b.       Dalam masing-masing individu, elemen-elemen atau faktor-faktor itu berbentuk pasangan-pasangan, di mana dalam satu pasangan dua elemennya mempunyai pengaruh yang berbeda, salah satu elemen mendominasi elemen lainnya sehingga dapat dikatakan, bahwa elemen yang satu adalah “dominant” dan elemen yang lain “recessive”.
c.        Ketika benih-benih terbentuk di dalam individu, para anggota masing-masing pasangan elemen memisahkan diri dari pasangan-pasangan lainnya sehingga membentuk pasangan baru di mana satu dari dua elemen yang berpasangan berasal dari masing-masing induk (orang tuanya), dan ini diturunkan kepada keturunan/anak cucunya.

2.      Penemuan T.H. Morgan (1907).
Setiap kromosom organisme mengandung banyak gen. Dua gen atau lebih yang terdapat pada satu kromosom disebut tertaut gen (gen linked). Peristiwa terbentuknya gen tertaut ini disebut tautan atau pautan. Gen-gen yang tertaut tersebut rnempunyai dua sifat beda dan terletak pada kromosom yang sama. Selain itu, gen-gen ini tidak dapat memisahkan diri secara bebas, terutama pada gen-gen yang letaknya berdekatan, mereka cenderung memisah secara bersama-sama.
Teori ini dikembangkan oleh Morgan dan Sutton pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) yang disilangkan dengan bunga merah pollen bulat (ppll). Hasil temuannya pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Adapun hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotip : ungu : merah = 3.

3.      Proses hereditas dalam pertumbuhan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas adalah sebagai berikut:
a.       Sifat-sifat pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi “genes”
b.      Sel-sel benih dari masing-masing orang tua( ayah dan ibu berisikan bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya pembiakan sel-sel.
c.        Sel-sel dari ayah dan dari ibu bertemu dan beriteraksi menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi “genes” pada anak keturunannya[3]

4.      Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan
Tingkah laku manusia dapat dibedakan, terdiri atas empat macam:
a.       Insting (aktifitas yang hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar)
b.      Habits (kebiasaan yang dihasilkan dari latihan atau aktivitas yang berulang ulang)
c.       Native behavior (tingkah laku pembawaan, mengikuti mekanisme hereditas)
d.       Aqcuired behavior (tingkah laku yang didapat sebagai hasil belajar).

C.    Pengaruh Hereditas Dan Lingkungan Terhadap Perkembangan
a. Pewarisan Sifat Genius
Pewarisan genius menurut Francis Galton adalah merupakan pewarisan dari hereditas. Hal ini dia peroleh dari hasil penelitian yang dilakukannya terhadap beberapa keluarga. Para psikolog pun akhirnya tidak setuju, menurut mereka Galton lalai dalam melakukan penelitian. Psikolog itu adalah A. de Candolle, dia berpendapat bahwa yang mempengaruhi adalah factor lingkungan bukan  hereditas. Hal ini didukung oleh Henry H. Goddard (1912) yang telah membuktikan pendapat dari Candolle.
Anak yang diadopsi cenderung mirip dengan orang tua biologis mereka dalam susunan genetikanya. Lingkungan mereka, tentu dekat cocok dengan orang tua angkat mereka. Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak yang skor IQ lebih tinggi berkorelasi dengan IQ biologis orang tua mereka. Disbanding dengan IQ orang tua angkat yang mengadopsi mereka. Dengan kata lain,dalam sekelompok orang yang menepatkan bayi mereka dengan IQ tinggi untuk diadopsi, memiliki keturunan yang juga cenderung IQ tertinggi,meskipus dibesarkan oleh orang tua lain. Selain itu, korelasi antara IQ anak yang diadopsi dan orang tua biologis mereka lebih kuat,dan korelasi antara anak dan orang tua angkat menjadi lemah,sebagai anak-anak tumbuh lebih tua, terutama selama masa remaja akhir (Bouchard dkk 1997).
Pertumbuhan mental adalah hal yang perlu diteliti karena sangat mempengaruhi pada individu. Seorang ilmuwan yang sudah melakukan penelitian yaitu Winthrop N. Kellogg. Dia melakukan penelitian terhadap anak yang berusia 10 bulan dan anak simpanse yang berumur 7,5 bulan. Setelah melakukan penelitian yang cukup lama, Kellog telah menemukan jawabannya. Perkembangan mental simpanse dengan manusia ternyata lebih cepat pada masa itu. Lalu dalam perkembangan selanjutnya simpanse mengalami penurunan berganti yang anak manusia lebih cepat berkembang. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh hereditas terhadap perkembangan individu dalam setiap kehidupannya.

b. Penelitihan Tentang Pertumbuhan Anak Kembar
Ada dua macam anak kembar, masing-masing yaitu :
1.      Fratemal twins: yaitu saudara kembar yang tumbuh dari sel-sel telur yang berbeda.
Dan dikatakan kembar dizigotik yang di pahami sebagai dua telur yang di buahi terpisah.[4]
2.      Indentical twins: yaitu saudara kembar yang tumbuh satu sel telur saja.[5]
Penelitian yang dilakukan terhadap anak kembar. Hal ini telah dilakukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Edward L. Thorndike. Dia melakukan penelitian terhadap anak kembar sebanyak 50 pasang anak. Setelah diadakannya penelitian itu ternyata dapat disimpulkan bahwa nilai yang didapat hampir sama. Tes juga diberikan kepada anak yang tidak kembar juga, dan ternyata hasilnya lebih baik yang ada dalam kembar. Hal ini membuktikan bahwa hereditas sangatlah mempengaruhi pertumbuhan kemampuan si anak dalam pembelajarannya. Penelitian ini juga dilakukan oleh Wingfield Holzinger dan Mc. Nemar hasilnya pun sama dengan yang didapat oleh Edward.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hereditas yaitu Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Pengertian lingkungan menurut psikologi ialah segala sesuatu yang ada di dalam  atau di luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku  atau perkembangannya.Pengaruh hereditas terhadap pertumbuhan yaitu Insting, habist, native behavior, acquired behavior. Lingkungan terhadap pertumbuhan anak kembar yaitu ada Fratemal twins dan identical twins.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas adalah Sifat-sifat pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi “genes”. Sel-sel benih dari masing-masing orang tua( ayah dan ibu berisikan bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya pembiakan sel-sel. Sel-sel dari ayah dan dari ibu bertemu dan beriteraksi menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi “genes” pada anak keturunannya.







DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. Purwanto Ngalin, MP. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet, XXVII. Bandung.  2010
Prof. Dr. Sudarwan Danim, Dr. H. Khairil. Psikologi Pendidikan. CV. Alfabeta. Bandung. 2011.
Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan. PT  Rineka Cipta. Jakarta



[1] Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan. PT  Rineka Cipta. Jakarta. 2006. Hlm 82-84

[2] Drs. M. Purwanto Ngalin, MP. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. cet, XXVII. Bandung.  2010.  Hlm 14-26
[3] Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan. PT  Rineka Cipta. Jakarta. 2006. Hlm 89
[4] Prof. Dr. Sudarwan Danim, Dr. H. Khairil. Psikologi Pendidikan. CV. Alfabeta. Bandung. 2011. Hlm 64
[5] Wasty Soemanto.Psikologi Pendidikan. PT  Rineka Cipta. Jakarta. 2006. Hlm 85-100

0 komentar:

Posting Komentar